Rabu, 07 April 2021
Minggu, 04 April 2021
Di penghujung bulan Maret 2021, Komunitas / Relawan TIK STTG (Sekolah Tinggi Teknologi Garut) melaksanakan kegiatan pelantikan daring bagi anggota baru. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Rinda Cahyana selaku Pembina. Ada tiga pesan yg disampaikan oleh pembina kpd anggota baru, yakni terkait masa lalu, masa kini, dan masa depan organisasi. Artikel ini menyarikan pesan tersebut.
Sejarah berdirinya komunitas ini sangat erat kaitannya dgn perkembangan infrastruktur TIK kampus STTG yg meliputi perangkat, unit kerja, dan layanan TIK. Mahasiswa dan alumni dalam komunitas ini membangunnya dgn motivasi umum ingin mendapat pengetahuan tambahan dan motivasi khusus ingin berkontribusi / bersedekah kemampuan bagi masyarakat di dalam atau di luar kampus. Tujuannya adalah agar kampus tdk tertinggal dari kampus lain dlm penerapan TIK.
Komunitas inilah di STTG yg pertama kali menerapkan file server, menghubungkan jaringan komputer lab dgn kantor melalui file server utk kemudahan pemeliharaan, merintis unit sistem informasi, merintis perusahaan rintisan, membangun kegiatan pengembangan diri mahasiswa dlm bidang TIK, merintis pembelajaran lapangan TIK, melaksanakan peran pengabdian kampus dlm bidang TIK di sejumlah lembaga pendidikan, dan melaksanakan penelitian dlm topik relawan TIK dan masyarakat informasi. Pd tahun 2017, pembina yang saat itu selaku perintis USI (Unit Sistem Informasi) mendorong mahasiswa asisten unit utk mentransfer pengetahuan yg diperoleh dari pengalaman lapangan kpd mahasiswa lain melalui forum TIK. Anggota forum TIK terbaik akan menjadi asistem berikutnya.
Rinda Cahyana membuat model pengembangan diri mahasiswa dgn peran berbeda setiap tahunnya, di mana secara berjenjang mahasiswa akan menjadi pembelajar, pengajar, pengelola, dan perintis yg berkontribusi bagi masyarakat. Agar sistem tsb terus berjalan, ia mendorong asisten utk membentuk organisasi bernama KPTIK (Kelompok Pecinta/Penggerak Teknologi Informasi dan Komunikasi). Organisasi itu pun berdiri dan mulai didorong olehnya utk berkontribusi ke luar dgn mendampingi KomTIK (Komunitas TIK) sekolah. Hal itu sejalan dgn minatnya yg mulai memberi manfaat ke luar melalui Seminar dan Pelatihan TIK tahunan.
Dlm perkembangannya, Eri Satria selaku ketua prodi Teknik Informatika STTG menginginkan agar kegiatan pendampingan sekolah menjadi kegiatan pembelajaran. Rinda Cahyana yang saat itu sebagai sekretarisnya ditugasi utk menambahlan mata kuliah pilihan utk mewujudkan keinginan tsb. Ia memutuskan utk menambahkan mata kulian ITV (IT Volunteering) dlm kurikulum yg dapat dikontrak oleh mahasiswa di semester ganjil dan genap. Nama tersebut terinsfirasi dari nama Korea IT Volunteers tahun 2012, di mana STTG berperan dlm program tsb sebagai local coordinator. Dgn demikian, sejak dulu STTG telah menjalankan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Ketua Prodi Informatika STTG menganggap materi C2C (PC Component to Cloud Apps) yg diberikan kpd anggota komunitas jenjang pertama sangat penting utk dikuasai oleh semua mahasiswanya. Beliau memutuskan menambah SKS mata kuliah PTI (Pengantar Teknologi Informasi) utk praktikum C2C. Struktur materi C2C saya buat berdasarkan pengalaman wawancara saat mencari kerja pd salah satu perusahaan Multinasional di Jakarta Pusat. Bukunya diluncurkan tanggal 24 November 2012 oleh Menteri PDT RI dan Ditjen APTIKA Kemenkominfo RI dlm acara pengukuhan Relawan TIK Garut.
Pada tahun 2018, USI masuk dalam struktur organisasi STTG. Kepala unitnya yg pertama kali di SK kan adalah alumni purna anggota KPTIK yg dulu asisten Rinda Cahyana di rintisan unit tersebut. Sejak Rinda Cahyana menjabat sebagai ketua prodi, KPTIK yg telah berubah nama menjadi Komunitas TIK tdk lagi tersentuh. Dan sejak berdirinya unit kerja tsb, kampus tdk lagi merekrut mahasiswa sebagai asisten krn perannya telah digantikan oleh staf. Komunitas TIK sudah tdk lagi di bawah bimbingan USI. Sejak saat itu komunitas pun menjadi vakum. Sementara warisannya masih tetap jalan, seperti praktikum PTI, mata kuliah ITV, dan USI.
Pada tahun 2018, saat Rinda Cahyana menjabat sebagai kaprodi, ia memimpin perumusan kurikulum berbasis KKNI. Sesuai arahan kampus, semua prodi memasukan mata kuliah wajib KKN sebagai pembelajaran pengabdian ke dalam kurilulum. Ia mengubah mata kuliah ITV dari pilihan menjadi wajib dgn nama Relawan TIK sebagai pembekalan pra KKN yg membentuk mahasiswa sebagai pengabdi berkarakter relawan TIK. Mata kuliah tsb sebagai pendalaman mata kuliah Komputer dan Masyarakat serta Mata Kuliah Dasar Umum dlm materi kerelawanan, juga sebagai realisasi kerjasama tridharma dgn Relawan TIK Indonesia.
Dlm kesempatan perkuliahan mata kuliah Relawan TIK, ia menjelaskan manfaat kerelawanan yg diperoleh anggota Komunitas TIK di masa lalu. Ia menawarkan kpd peserta didik utk menghidupkan kembali Komunitas yg sangat bermanfaat tsb. Kemudian Zoel Hilmi, salah seorang mahasiswa menyatakan kesiapannya utk menghidupkannya. Mahasiswa tersebut kemudian menjadi ketua Komunitas TIK.
Gedung D yg menjadi sekretariat Komunitas TIK di masa lalu sekarang ini telah berubah fungsi menjadi laboratorium STTG. Karpet dan beberapa aset milik Komunitas TIK Garut masih ada di sana dan dimanfaatkan oleh prodi informatika. Kelas KPTIK dan KP2TIK telah berubah menjadi lab STI dan SJK. Kantor rintisan USI berubah menjadi kantor CDC dan LPPM. Dan Komunitas ini tdk kebagian ruang sekretariat di gedung kemahasiswaan.
Sebagaimana dulu, Rinda Cahyana menempatkan Komunitas ini di bawah binaannya. Pengurusnya bisa menggunakan ruang kerjanya utk pertemuan. Ia memberi mereka arahan utk berbagi tempat kegiatan dgn Himpunan Mahasiswa Informatikadi co-working space Area 306 yg karpetnya milik Komunitas TIK Garut. Ia juga mengarahkan mereka utk tetap berjejaring nasional dgn menjadikan organisasinya sebagai komisariat Relawan TIK Indonesia. Ia menceritakan bagaimana anggota KPTIK di masa lalu pergi ke Jakarta, Jawa Timur, hingga Thailand utk melaksanakan tugas pengabdian, membantu STTG melaksanakan kerjasamanya dgn Relawan TIK Indonesia dan Majelis Muwasholah.
Walau tdk punya ruang sekretariat, prestasi pengurus KomTIK Reborn ini cukup membanggakan. Pada tahun 2019, mereka mampu memenuhi tantangan pembina utk membantu memenuhi kebutuhan internet hotspot di salah satu sekolah di wilayah Limbangan. Pada tahun berikutnya, Zoel Hilmy selaku ketua pengurusnya memenangkan hibah dari Dikti yg digunakan oleh komunitas utk membantu sekolah melaksanakan pembelajaran daring di masa Pandemi. Prestasi ini merupakan kekhasan komunitas ini sedari dulu. Capaian Komunitas TIK Garut sebagai komunitas TIK terbaik se Jawa Barat di antaranya atas peran anggota KPTIK.
Dalam kesempatan tersebut, pembina mengamanatkan agar anggota baru dan pengurus belajar dari sejarahnya dan tetap menjaga warisan terbaiknya. Prestasi Komunitas TIK harus menjadikan mereka tetap percaya diri sebagai organisasi mahasiswa yg berdaya saing nasional dan global, sehingga dapat terus memberi manfaat kpd diri sendiri, serta masyarakat di dalam dan luar kampus. Pengurus sekarang diharapkan mempertahankan prestasi yg telah diukir pengurus atau generasi sebelumnya dan menambah prestasi lainnya sebagai warisan yg bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Di antara prestasi tambahan yg bisa diupayakan adalah mengembangkan Balai Latihan Kerja Mahasiswa yg telah dihidupkan kembali oleh kepengurusan sebelumnya sebagai kewirausahaan komunitas di luar kampus yg didanai Dikti. Mereka juga dapat mengembangkan aplikasi dari kegiatan kelompok kerja mahasiswa bidang aplikasi dan menjadikannya sebagai modal perusahan rintisan yg juga dapat didanai Dikti.
Acara tersebut ditutup dgn pengucapan janji anggota KomTIK STTG:
DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH
YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
KAMI KOMUNITAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
KAMI BERJANJI
AKAN MELAKSANAKAN PENGEMBANGAN DIRI SECARA MANDIRI
DAN AKAN MENGABDI KEPADA MASYARAKAT
SEBAGAI RELAWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
KAMI BERJANJI
AKAN MENYISIHKAN WAKTU DAN KEMAMPUAN
UNTUK MEMBANTU PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI
DEMI AMAL, SERTA KEMAJUAN BANGSA DAN NEGARA
KAMI BERJANJI
AKAN MEMANFAATKAN HAK DAN MENUNAIKAN KEWAJIBAN ORGANISASI
SEMATA UNTUK KERIDHAAN ILLAHI