Kerelawanan TIK di Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Akar Komunitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Garut adalah kerelawanan mahasiswa program studi (Prodi) Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STTG) di Laboratorium Komputer (Labkom). Dua orang mahasiswa dari Prodi tersebut dipercaya STTG untuk mengelola Labkom dengan pekerjaan meliputi pemeliharaan perangkat lunak, perangkat keras, dan jaringan komputer. Keduanya yakni Devi Hilsa dan Cucu Salahudin merupakan mahasiswa angkatan pertama (1996) Prodi tersebut. Setiap bulan STTG menyediakan insentif sekalipun tujuan mereka melaksanakan kerelawanan TIK adalah pengalaman kerja dalam bidang TIK. Keduanya merupakan relawan TIK angkatan pertama di STTG.

Sebelum relawan TIK angkatan pertama lulus, kerelawanan TIK di Labkom dipercayakan STTG kepada adik tingkatnya yakni Rinda Cahyana dan Asep Saepudin. Relawan TIK angkatan kedua ini tidak hanya mengelola TIK di Labkom tetapi juga berinisiatif membuat media pengajaran TIK untuk prodi Teknik Informatika, mengembangkan jaringan komputer kampus, membuat kelompok belajar TIK, dan mendorong terbentuknya Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI) Garut tahun 2003. Selain itu, Rinda Cahyana membuat sebuah konsep Pusat Teknologi Komputer (Pustekom) yang merupakan cetak biru Pusat Komunitas TIK Garut. Konsep tersebut disampaikan dalam laporan tahunan pengelolaan Labkom kepada ketua STTG saat itu, yakni (alm) KH Ir. Abdullah Margani. Dalam konsep disebutkan bahwa Pustekom harus memiliki ruang penelitian dan pengembangan (Litbang) untuk pengembangan TIK, ruang perpustakaan yang menunjang kegiatan Litbang, ruang diskusi untuk diseminasi hasil Litbang, pusat operasi harian pengelolaan TIK STTG, dan lain sebagainya. Ketua STTG mengakui kapasitas relawan TIK kedua, di mana beliau sering meminta pendapat saat akan melakukan pemeliharaan atau penerapan TIK di STTG. 

Beberapa tahun kemudian kelompok belajar TIK di Labkom mulai dibentuk relawan TIK angkatan kedua ini sebagai usaha mewujudkan Pustekom. Beberapa adik tingkat mereka mengikuti forum tersebut, antara lain Dadang Nurjaman, Siti Azhariah, Nurkhalisoh, dan lainnya. Kelompok belajar ini merupakan cikal bakal komunitas TIK di STTG. Kegiatan kelompok belajar ini dilakukan di Laboratorium Perakitan Komputer yang pada tahun 2012 ini merupakan Laboratorium Bahasa Sekolah Tinggi Agama Islam al-Musaddadiyah. 

Sebagaimana angkatan sebelumnya, relawan TIK angkatan kedua diberi akses 24 jam ke kantor Labkom dan bahkan dipercaya memegang kunci Labkom. Dengan majalah Chip, buku, perangkat lunak, perangkat keras dan internet yang tersedia di kantor Labkom, mereka membangun keahlian dalam bidang jaringan komputer, seperti instalasi server Novel Netware, Linux, dan Microsoft Windows. Mereka adalah yang pertama menghubungkan jaringan komputer kantor dengan Labkom melalui File Server untuk memudahkan akses ke perangkat lunak yang digunakan baik di Labkom ataupun di Kantor. Kemampuan ini menyebabkan mereka dipromosikan oleh Dosen STTG untuk terlibat dalam proyek instalasi jaringan komputer di Sekolah Menengah Atas Ciledug. Cakupan layanan TIK se STTG inilah yang memunculkan ide pembentukan UPT Sistem Informasi di STTG.

Karena kontribusinya ini kemudian STTG mempercayai relawan TIK sebagai kader tenaga pendidik untuk prodi Teknik Informatika. Tiga orang relawan TIK yang dipercaya sebagai tenaga pendidik yakni Rinda Cahyana, Cepy Slamet, dan Rickard Elsen di mana dua di antaranya sekarang menjadi Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan sebagai tenaga pendidik di STTG dan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Dua di antaranyanya sedang dan telah selesai studi lanjut strata dua di Institut Teknologi Bandung, dan satu di antara sedang studi lanjut strata tiga di Asian Institute of Technology. 

Relawan TIK lainnya terserap dengan mudah di sejumlah perusahaan yang salah satu sebabnya adalah karena memiliki pengalaman dalam bidang TIK yang diperoleh saat melaksanakan kerelawanan TIK di Labkom STTG. Seperti misalnya Cucu Salahudin dan Yudi Hermawan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kementrian Agama kantor wilayah provinsi Jawa Barat, Panji Apriandi bekerja di PT Aplikanusa Lintasarta, Hanhan Kurniawan bekerja di PT Rahajasa Media Internet, Cucu Suhendar sebagai guru produktif di Sekolah Menengah Kejuruan Ciledug, Rizqi bekerja di Bank Syariah Mandiri, Ramdan Efendi bekerja di Garuda Indonesia setelah sebelumnya menjadi staf TIK di Universitas Garut (UNIGA). Selain Ramdan Efendi, relawan TIK lainnya yang direkrut sebagai staf TIK di UNIGA sebelum lulus kuliah adalah Yusep Bustomi dan Hendri Prayugo. Keduanya sekarang bekerja di Telkom Sigma. Sementara yang direkrut sebagai staf TIK di STTG sebelum lulus kuliah adalah Rickard Elsen, Deni Heryanto, dan Ade Sutedi. Relawan TIK lainnya bekerja sebagai konsultan TIK, guru, dan lain sebagainya. Tercatat relawan TIK di STTG ini sudah 9 angkatan, yang meliputi :
  1. Devi Hilsa dan Cucu Salahudin
  2. Rinda Cahyana dan Asep Saepudin
  3. Cepy Slamet dan Yusdi Barkah Syabana
  4. Yudi Hermawan dan Dadang Nurjaman
  5. Irfan Nurhuda, Rizqi, Panji Apriandi Wiryadipura, dan Cucu Suhendar
  6. Elsen, Ramdan Effendi, Samsu Munawar, dan Afni
  7. Yusep Bustomi, Sri Rahayu Robiatul Adawiah, Deni Heryanto, dan Ade Sutedi
  8. Hendri Prayugo, Acep, Hanhan, dan Ali Ibrahim
  9. Iqbal Muhammad Hikmat, Yuda Eka, Aditya Prima Wijaya, Yosep

Relawan TIK STTG angkatan ke-1 sampai ke-7

Pada tahun 2003, salah satu relawan TIK yakni Rinda Cahyana kemudian diangkat sebagai Ketua Labkom yang bertanggung jawab atas kegiatan relawan TIK di Labkom. Pada saat relawan TIK angkatan ketiga, ketua Labkom menyelenggarakan pendidikan dan latihan TIK bagi mahasiswa STTG. Diklat ini diselenggarakan tiap tahun dan dikelola oleh relawan TIK. 

Pendidikan dan Latihan TIK saat Relawan TIK angkatan ke-4, cikal bakal Seminar dan Pelatihan TIK Nasional di STTG

Mulai dari angkatan ke-5, relawan TIK diberikan tugas pada area kerja spesifik, yang meliputi jaringan, aplikasi, komputer, dan informasi atau yang disingkat JAKI. Sekitar tahun 2008, dibentuk UPT Sistem Informasi (SI) untuk mengelola JAKI. UPT ini dikepalai oleh Rinda Cahyana. Hingga sekarang, setiap tahunnya ditunjuk empat mahasiswa di USI sebagai relawan TIK yang membantu melaksanakan layanan JAKI. Relawan TIK pada area informasi membantu menyediakan konten akademik bagi penggunanya seperti menerbitkan berita pada situs web kampus. Relawan TIK pada area aplikasi membantu dalam pengembangan aplikasi akademik seperti mengembangkan situs web dan anjungan informasi mandiri. Relawan TIK pada area jaringan membantu dalam penyediaan akses ke dalam intranet dan internet. Dan Relawan TIK pada area komputer membantu memelihara komputer yang digunakan untuk mengakses internet, dan konten atau aplikasi akademik.

 Relawan TIK Sekolah Tinggi Teknologi Garut angkatan ketujuh

Proses Pembentukan Kelompok Pecinta TIK

Pada tahun 2010, Kepala USI menyarankan kepada empat relawan TIK untuk mempersiapkan adik tingkatnya sebagai calon relawan TIK di USI. Pengetahuan, keahlian, dan pengalaman relawan TIK dibagikan kepada para calon. Setelah memperhatikan bahwa kerelawanan TIK di USI memberikan kemudahan bagi relawan TIK untuk terserap di dunia kerja, maka Kanit SI mendorong relawan TIK untuk membentuk kelompok kerja mahasiswa yang dipimpin oleh setiap relawan TIK dalam area kerja masing-masing. Yang terbaik dari anggota kelompok kerja mahasiswa ini ditunjuk sebagai relawan TIK di USI angkatan selanjutnya. 

Pada tahun 2011, Kanit SI menyarankan agar empat relawan TIK menyelenggarakan forum TIK setiap hari senin dan menugaskan mereka sebagai pembicara dalam forum tersebut. Forum ini ternyata mendapat respon baik dari mahasiswa sehingga banyak mahasiswa yang turut serta dalam forum TIK. Empat kelompok kerja tersebut kemudian dilebur menjadi Komunitas Pecinta TIK (KPTIK) yang dibina oleh Kanit SI. Kajian dalam forum TIK meliputi area kerja JAKI. 

Kelompok Pecinta TIK STTG

Transformasi Menjadi Kelompok Penggerak TIK 

Setelah tiga kali menyelenggarakan Seminar dan Pelatihan TIK, mendapat dukungan dari PT Rahajasa Media Internet, dan berinteraksi dengan Relawan TIK Indonesia, kanit SI mulai menyadari pentingnya melebarkan layanan TIK ke luar kampus. Kanit SI merupmuskan pengembangan sumber daya manusia KPTIK sebagai berikut : 
  1. Anggota KPTIK berbagi pengetahuan dan hasil penerapannya di ruang kelas nyata ataupun maya. Penggerak kegiatan ini adalah para pecinta TIK di dalam ataupun di luar KPTIK.  
  2. Empat relawan TIK di USI berfungsi sebagai koordinator kelompok kerja relawan TIK dalam area kerja JAKI. Ketua KPTIK memastikan anggotanya terlibat aktif dalam kegiatan kelompok kerja relawan TIK baik di dalam ataupun di luar STTG. 
  3. Dalam forum TIK, empat relawan TIK berkedudukan sebagai instruktur, dan mahasiswa satu tingkat di bawah mereka yang menjadi anggota KPTIK menjadi asisten instruktur. Instruktur dan asistennya menyelenggarakan forum TIK. 
Pada tanggal 16 Januari 2012 dilaksanakan pertemuan STTG dengan Relawan TIK Indonesia, PT Rahajasa Media Internet, Forum Kelompok Kerja Pesantren Garut, Badan Amil Zakat Garut, dan lainnya untuk menjelaskan tentang konsorsium jaringan kota Garut. Dalam kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan kerjasama antara STTG dengan semua organisasi atau institusi yang hadir, termasuk dengan Relawan TIK Indonesia. Setelah itu, KPTIK merapat ke Relawan TIK Indonesia, khususnya dalam melaksanakan kerelawanan TIK di luar STTG.

 Pertemuan Konsorsium Jaringan Area Kota Garut

Dalam pertemuan dengan ketua Relawan TIK Jawa Barat, Kanit SI sebagai Pembina KPTIK menunjukan bagaimana hubungan KPTIK dengan Relawan TIK Jawa Barat. KPTIK memberikan keahlian TIK dasar kepada anggotanya agar dapat memberi dukungan TIK kepada masyarakat melalui Relawan TIK. Setiap anggota KPTIK yang sudah menguasai keahlian TIK dasar kemudian menjadi instruktur dan mengajarkannya kembali kepada anggota baru. Setelah menghasilkan instruktur baru, mereka masuk dalam kelompok kerja relawan TIK untuk membantu USI selama setahun. Setelah selesai mereka dapat bergabung dengan Relawan TIK Indonesia dalam kedudukan, menurut ketua Relawan TIK Jawa Barat, sebagai penggerak TIK. Pembina KPTIK kemudian merubah kepanjangan KPTIK menjadi Kelompok Penggerak TIK Garut pada tanggal 11 Juni 2012. Dengan bergabungnya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Garut sebagai bagian dari KPTIK, maka ditambahkan satu kata di belakangnya menjadi Kelompok Penggerak TIK Garut. KPTIK STTG dan MAN 1 berkedudukan sederajat dan berkooridinasi melalui forum. 

Kelompok Penggerak TIK se Garut dalam Diklat I

Integrasi dalam Komunitas TIK Garut

Dalam perkembangan berikutnya, nama "Komunitas Penggerak TIK" diusulkan sebagai pengganti nama "Kelompok Penggerak TIK". Karena kata "Komunitas" dalam KBBI berarti "Kelompok orang", dan "Penggerak" adalah "orang yang menggerakan", maka "Kelompok Penggerak TIK" adalah "Komunitas TIK" yang dipertegas fungsinya. Komunitas TIK adalah kelompok atau kumpulan orang yang meminati / mencintai dan berkecimpung dalam dunia TIK. Karenanya boleh difahami bahwa di dalam Komunitas TIK ada orang atau kelompok orang yang menjadi pengguna, penggerak, dan pengembang TIK. Setelah perjalanan dialektika tersebut, mereka yang terlibat dalam kegiatan relawan TIK Korea di Garut mendeklarasikan Komunitas TIK Garut pada tanggal 15 Oktober 2012, di mana Rinda Cahyana ditunjuk sebagai ketuanya. 

 Pembentukan Komunitas TIK Garut

Pada tanggal 5 September 2012, Pembantu Ketua bidang Kemahasiswaan STTG menyarankan agar KPTIK menjadi unit kegiatan mahasiswa (UKM) di bawah Kemahasiswaan. Namun pembina, pengurus dan angggota KPTIK STTG dalam musyawarah memutuskan untuk tetap berada di bawah USI sementara waktu. 

Pada tanggal 24 November 2012, empat orang pengurus Komunitas TIK Garut mewakili pengurus dan anggota Komunitas TIK Garut lainnya dilantik sebagai relawan TIK Indonesia di Garut oleh Menteri Pembedayaan Daerah Tertinggal dengan didampingi oleh staf ahli menteri Kementrian Komunikasi dan Informatika dan Direktur Direktorat Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika. Turut hadir dalam acara pelantikan tersebut Dewan Pendiri, Pembina, dan Pengurus Relawan TIK Indonesia. Pada saat itu sudah terbentuk Kelompok Pengembang Platform TIK (KP2TIK) di STTG yang merupakan transformasi dari kelompok kerja relawan TIK USI dalam area kerja aplikasi. 

 Pengukuhan Relawan TIK Indonesia kabupaten Garut

Hingga tahun 2013, relawan perintis dari KPTIK STTG berhasil membangun KPTIK di sepuluh sekolah menengah. Pada tanggal 2 Maret 2013, tujuh dari sepuluh basis KPTIK mengikuti diklat KPTIK se Garut yang pertama, yang meliputi Sekolah Tinggi Teknologi Garut, SMKN 4 Garut, MAN 1 Garut, SMK YPPT Garut, SMK Ciledug Garut, SMK Plus Sukaraja, dan SMK Wirakrama. Dalam kesempatan tersebut Pembantu Ketua bidang Kemahasiswaan STTG membacakan surat keputusan pendirian unit kegiatan mahasiswa Relawan TIK STTG yang kemudian berubah namanya menjadi Komunitas TIK STTG di mana KPTIK dan KP2TIK menjadi bagian di dalamnya. Pada tahun 2013, ketua Komunitas TIK Garut mengajak seluruh basis KPTIK di Garut untuk merubah nama KPTIK menjadi Komunitas TIK. 

Tujuh basis Kelompok Penggerak TIK di Garut

Kontribusi Nasional Komunitas TIK STTG

Konsep pengelolaan sumber daya manusia dalam Komunitas TIK di STTG dianggap menarik oleh Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Pusat sehingga pembuat konsepnya diminta merumuskan suatu konsep berdasar konsep tersebut untuk dapat diterapkan dalam Relawan TIK Indonesia. Sebelum rampung, Direktorat Aplikasi Informatika mengundang pembuat konsepnya untuk menjelaskan konsep tersebut dalam rapat kerja nasional Relawan TIK Indonesia di Surabaya. Terdapat dua suara yang setuju dan tidak setuju terkait keharusan Relawan TIK Indonesia untuk menguasai keahlian TIK dasar sebagai penunjang layanan dukungan TIK bagi pengguna internal dan eksternal organisasi Relawan TIK. Hal itu dan laporan relawan TIK Indonesia di berbagai provinsi menjadi masukan dalam pembukuan konsep untuk memperjelas bahwa keharusan tersebut hanya bagi relawan kelompok penggerak TIK. 

 Diseminasi konsep pengelolaan sumber daya relawan TIK di Surabaya

Setelah dibukukan menjadi dua buku, konsep tersebut didiseminasikan dalam Focus Group Discussion di Jakarta. Di dalam sesi diskusi dengan Relawan TIK Indonesia, dibuat kesimpulan bahwa konsep tersebut terlalu jauh untuk dapat dikejar oleh Relawan TIK Indonesia sehingga dianggap belum dapat diterapkan, dan dua buku tersebut hanya akan menjadi literatur saja. Selain itu terdapat silang pendapat terkait istilah relawan TIK perintis (di baca relawan TIK kelompok perintis) dan spesifikasinya. Walau demikian konsep tersebut tetap secara bertahap diterapkan di Garut oleh Komunitas TIK Garut. Pada tahun 2013 dilaksanakan uji coba kerja perintisan basis relawan TIK oleh KPTIK STTG yang menghasilkan 10 basis KPTIK di Sekolah Menengah dan Madrasah Aliyah. Dan pada tahun 2014 ini, Komunitas TIK Garut akan menerapkan aktivitas bertahap dalam Komunitas TIK di sekolah-sekolah di Garut yang meliputi tahap edukasi TIK, jurnalistik online, dan perintisan basis KPTIK sebagai komunitas TIK atau entitas penting dalam masyarakat informasi. 

 Suasana Focus Group Discussion di Jakarta

Rekam Jejak 2001 - 2015



Posting Komentar